![]() |
Ilustrasi |
JIP- Pelabuhan Merak adalah salah satu pelabuhan yang terhubung dengan Pelabuhan Bakauheni yang berada di Lampung. Pelabuhan Merak sendiri terletak di bagian barat Pulau Jawa tepatnya di Kota Cilegon Provinsi Banten.
Pelabuhan Merak merupakan salah satu pelabuhan yang sangat penting di Indonesia. Hal ini tentunya dikarenakan pelabuhan tersebut sangat membantu sebagai gerbang utama masuk ke Pulau Jawa dari Sumatera atau sebaliknya.
Pelabuhan Merak juga memiliki sejarah cukup panjang yang belum banyak orang ketahui. Dibangun pada masa pemerintahan Belanda tahun 1872, awalnya pelabuhan ini dibangun untuk mengangkut komoditas rempah dan sekaligus memudahkan pengiriman barang ke Jawa dan sebaliknya.
Berjalannya waktu, Pelabuhan Merak yang semula kecil itu kemudian dibangun lebih besar lagi dengan tujuan untuk memperkuat sistem transportasi dan logistik di Jawa. Bahkan dalam sejarah disebutkan, Pelabuhan Merak pun pernah digunakan oleh tentara Jepang pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Meskipun sudah beranjak di era modern, sampai dengan saat ini Pelabuhan Merak masih digunakan sebagai salah satu pelabuhan yang penting di Indonesia. Tentu dengan era yang sudah berubah, maka sistemnya pun ikut berubah salah satunya memiliki pegawai yang profesional sehingga menambah plus untuk kenyamanan penumpang kapal yang ingin menyeberangi Selat Sunda.
Selain pelabuhan merak tentunya di setiap daerah juga memiliki cerita masing-masing, mulai dari kebaikan hingga keburukan seperti adanya premanisme. Tidak dipungkiri lagi, bahwa premanisme di Pelabuhan Merak sejak dulu sangat sulit untuk diberantas.
Bahkan aparat penegak hukum terpaksa harus lebih ekstra lagi dalam menjamin keamanan yang ada di Pelabuhan Merak. Meskipun setiap tahunnya polisi menangkap puluhan preman, namun tetap kembali tumbuh bibit baru para preman dan itu menandakan bahwa kejahatan akan selalu terjadi di Pelabuhan Merak.
Selain premanisme yang selalu membuat keonaran, tentunya masih ada tindak kejahatan lainnya seperti pencopetan, penjambretan, dan pemalakan yang selalu ada.
Melansir dari Channel Youtube SarangDemit yang diunggah pada 22 November 2023, kali ini redaksi akan membahas sosok pria yang dikenal sebagai preman besar di Pelabuhan Merak yang nasibnya harus berakhir di tangan seorang sopir bus.
Nama Dedi Klewang tidak asing lagi di telinga warga sekitar pelabuhan merak. Dedi dikenal raja preman yang menguasai Pelabuhan Merak.
Tidak hanya pelabuhan merak, terminal, stasiun, dan lainnya juga menjadi wilayah kekuasaannya.
Nama asli Dedi Klewang adalah Dedi Iskandar. Saat remaja ia tinggal di sebuah kampung yang sangat terpencil dengan penduduk sekitar 40 hingga 60 kepala keluarga.
Kampung Dedi Klewang sangat jauh dari pusat Kota dan kabupaten. Untuk menuju ke kampung tersebut, harus melintasi sungai, pegunungan dan juga pesawahan. Saking jauhnya, bahkan kampung tempat lahir Dedi itu disebut sebagai kampung yang cukup terisolasi dari perkotaan dan keramaian.
Soal pekerjaan, dahulu Dedi Kelewang berprofesi sebagai mafia motor bahkan warga di kampungnya sudah memaklumi profesinya itu. kerap kali Dedi bersama anak buahnya melakukan tindak kejahatan mencuri motor dari kota lalu dibawa ke kampungnya ataupun ke berbagai kabupaten untuk dijual.
Atas perbuatannya tersebut, Dedi kemudian menjadi buruan polisi, namun keberuntungan selalu berpihak, ia berhasil kabur. Akhirnya pelarian Dedi tak bertahan lama, dia bersama komplotannya dibekuk polisi dan dijebloskan ke dalam juruji besi dengan vonis empat Tahun kurungan penjara.
Empat tahun berlalu Dedi bebas dari penjara, namun ia sudah tidak mempunyai siapa-siapa di kampungnya karena saat ia di dalam penjara istrinya menggugat cerai hingga akhirnya ia hidup sebatang kara.
Tak patah arang, demi melanjutkan hidup Dedi memutuskan beranjak ke Pelabuhan Merak dan mencari nafkah dengan cara menjadi tukang pikul.
Tidak seperti dulu, di pelabuhan Dedi bekerja mengangkut barang-barang penumpang untuk dinaikkan ke atas kapal. Namun pekerjaan itu ia lakoni tidak dengan tulus, Dedi merasa tidak puas dengan hasilnya. Dedi kemudian memutuskan bergabung dengan salah satu gengster atau dikenal dengan sebutan preman di Pelabuhan Merak yang saat itu diketuai seorang pria bernama Ucok.
Saat bergabung Dedi diberi tugas menjadi penagih uang jatah preman di terminal, pelabuhan, pasar, dan lainnya. Tidak hanya penagih, bahkan Dedy suka memeras pedagang kecil yang kemudian hasilnya disetorkan ke Ucok.
Berjalannya waktu, karena sifatnya yang tidak ingin menjadi anak buah terus-menerus, terbesit dipikirannya untuk menggantikan posisi Ucok. Dedi pun mencari cara bagaimana membinasakan ketua gengster itu. Hingga diujung rencana akhirnya ia nekat menghabisi Ucok dengan caranya sendiri.
Kala itu, Ucok yang sedang mabuk berat pulang sendirian sambil mencekik botol miras berjalan sempoyongan, Dedi yang sejak sore sudah mengintai Ucok dari kejauhan mengikuti Ucok dari belakang sambil menunggu waktu yang tepat. tak butuh waktu lama, Dedi berhasil menghunuskan pisau yang digenggamnya ke leher Ucok hingga tewas, dan membuang jasadnya ke laut.
Keesokan harinya jasad Ucok mengambang di Pelabuhan Merak dan menggegerkan warga sekitar. Kala itu Polisi tidak bisa memecahkan masalah tersebut karena tidak memiliki bukti atau saksi.
Setelah Ucok tiada, Dedi kemudian menghasut para preman lainnya sehingga lambat laun preman disana menjadi pengikut Dedi, dan akhirnya ambisi ia menjadi pemimpin di Pelabuhan Merak pun berhasil didudukinya.
Dengan menjadi ketua preman tentunya penghasilan dedi pun meningkat tajam. Dari setoran anak buahnya Dedi bisa mendapatkan uang hingga 4 juta per malam.
Tapi sayangnya hasil yang didapatkan Dedi tidak dipergunakan secara baik, ia selalu habiskan dengan berfoya-foya setiap malam bersama anak-anak buahnya.
Singkat cerita, Dedi Klewang Lumpuh di Tangan Sopir Bus.
Ada pepatah mengatakan, bahwa tidak ada kejahatan yang abadi. Hal itu dibuktikan oleh salah satu sopir bus yang bernyali besar bernama Sanusi.
Kejadian tersebut bermula saat anak buah Dedi meminta uang keamanan kepada seluruh sopir bus. Namun ada satu sopir bus bernama Sanusi yang menolak memberikan uang jatah keamanan, dengan alasan dirinya tidak ada masalah dengan keamanannya.
Sontak hal tersebut membuat anak buah Dedi marah dan mengajak ribut Sanusi, namun naas justru anak buah Dedi malah yang tersungkur akibat pukulan yang dilayangkan sanusi.
Keok dibuat tak berkutik, tak berselang lama bala bantuan dari kelompok dedi klewang pun datang, puluhan anak buah Dedi secara bersama-sama melempari kaca mobil bus sanusi dengan menggunakan batu. Sanusi tak luput dari pengeroyokan, namun lagi-lagi puluhan anak buah Dedi kembali tersungkur.
Tak lama polisi datang, Sanusi bersama anak buah Dedi dibawa petugas ke kantor polisi. Setelah dilakukan interogasi, polisi menyatakan bahwa Sanusi tidak bersalah dan menuding anak buah Dedi sebagai pemicu keributan.
Meski polisi menyatakan Sanusi tidak bersalah, namun konflik antara preman dan Sanusi belum berakhir. Hingga akhirnya giliran Dedi yang turun tangan mendatangi Sanusi dengan tangan kosong dan menantangnya berkelahi.
Sanusi tidak gentar dengan tantangan dari Dedi, ia juga tak mundur selangkahpun, hingga perkelahian bersama Dedi terjadi. Dalam duel adu jotos itu, Sanusi berhasil bikin Dedi kewalahan melawan serangannya hingga membuat Dedi tak berdaya lantaran kaki dan tangan Dedi dibuat patah oleh Sanusi.
Melihat kejadian itu, para sopir bus yang sejak lama geram dengan tingkah laku Dedi dan anak buahnya pun ikut mengeroyok dedi. Setelah kejadian tersebut kaki dan tangan Dedi dikabarkan diamputasi.
Dedi disebut sempat koma selama satu bulan saat terbangun ia berteriak histeris melihat kaki dan tangan kanannya telah diamputasi oleh petugas kesehatan.(red)
Sumber: Channel Youtube SarangDemit.
Banyuwanginetwork
0 Komentar
Posting Komentar