JIP - Tragedi petrus atau penembak misterius menjadi salah satu buku kelam dalam sejarah negara Indonesia yang terjadi pada era kepempinan rezim orde baru. Petrus tercatat sebagai tragedi kelam yang mengakibatkan ribuan orang menjadi korban pembunuhan di zaman itu.
Zaman orde baru merupakan sebutan bagi era di Indonesia ketika dipimpin oleh rezim Presiden Soeharto. Tercatat Presiden Soeharto saat itu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia selama 30 tahun, sejak tahun 1968 sebelum akhirnya diturunkan pada tahun 1998.
Orde baru adalah zaman dimana kekompakan dan kepastian menjadi kata kunci. Namun seringkali kekuasaan ini dijalankan dengan tangan besi. Sehingga segala bentuk oposisi dan kritik cenderung dibungkam dan dipandang ancaman serius bagi rezim. Bisa dibilang pada zaman orde baru ini media dikendalikan oleh pemerintah dan segala kebebasan sangat dibatasi.
Terlepas dari segala permasalahannya, zaman kepemimpinan Presiden Soeharto membawa stabilitas ekonomi selama beberapa dekade, pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan perkembangan infrastruktur yang melesat terjadi di zaman orde baru yang tentu saja dipimpin jenderal besar Soeharto
Masa orde baru berakhir dengan gejola politik yang terjadi pada tahun 1998. Namun warisan orde baru masih hidup di berbagai aspek masyarakat dan politik Indonesia saat ini.
Pergeseran demokrasi dan kebebasan berpendapat membuka ruang bagi masyarkat untuk bisa membuka ruang masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya. Namun ada banyak kisah yang melegenda dibalik kepemimpinan Soeharto di Indonesia.
Bukan hanya cerita tentang prestasi, namun banyak kisah-kisah kelam yang hingga saat ini banyak dikenal oleh masyarakat sebagai bentuk kekejaman era itu. Di sisi lain, banyak kejadian janggal dan mengerikan yang terjadi di zaman orde baru. Salah satunya tragedi penembak misterius atau Petrus yang terjadi pada 1980-an. Tragedi penembak misterius menjadi salah satu aspek gelap pada masa orde baru yang tidak banyak mendapat perhatian.
Tragedi Petrus mencakup serangkaian penembakan misterius terhadap sejumlah tokoh militer dan politik. Salkah satu kasus yang paling dikenal terjadi pada tahun 1977, kasus pembunuhan Letjen Haryono, ia ditembak di dalam mobilnya dan pembunuhnya tidak pernah ditemukan.
Kejadian serupa terjadi kepada Brigjen Suparjo Rustam seorang pejabat yang juga tewas ditembak pada 1981. Kasus ini menimbulkan tanda tanya di antara masyarakat spekulasi tentang siapa yang ada dibalik serangkaian pembunuhan ini. Meski banyak yang mencurigai keterlibatan aparat, namun siapa sosok penembak mistrius ini tidak pernah terungkap.
Beberapa beranggapan bahwa adanya kasus penembakan mistgerius adalah cara untuk menghilangkan rival-rival politik atau bahkan tindakan balas dendam di dalam lingkaran kekuasaan zaman order baru. Pada pada saat itu, perbincangan soal tragedi penembakan misterius sangan jarang terjadi. Media dikendalikan oleh pemerintah dan kebebasan pers sangat dibatasi karena kebijakan dari pemerintah yang sangat membatasi kebebasan berpendapat.
Setelah kejadian itu target penembakan misterius beralih kepada orang-orang yang dicurigai preman atau yang memiliki ciri ciri preman, seperti berambut gondrong dan bertato, maka siap-siap akan dihabisi penembak misterius.
Menurut data penelitian David B yang berjudul Crime, Law, an State Authority in Indonesia, dalam rentang tahun 1982-1985 kurang lebih ada 10.000 ribu orang yang tewas di tangan petrus. Dari jumlah pengaduan yang diterima oleh Komnas HAM, jumlah korban Petrus di Indonesia mencapai 2.000 orang. Tentu ini bukanlah jumlah yang sedikit.
Sangat ironis memang, adanya tragedi hitam di dalam sejarah negara Indonesia pada zaman orde baru tentang tragedi petrus atau penembak misterius ini. Apalagi hingga sekarang, siapa dalang dibalik banyaknya kasus pembunuhan oleh petrus ini tidak pernah terungkap. Disclaimer: Cerita ini masih butuh pembuktian secara komprehensif karena pembuat konten cerita tidak mencantumkan sumber yang jelas. ***
Sumber: PikiranRakyatGarut.com
Baca Juga
0 Komentar
Posting Komentar